Pengembangan perangkat lunak adalah salah satu ranah Teknologi Informasi yang perubahannya relatif dinamis. Dalam beberapa tahun terakhir, konsep-konsep seperti container, virtualization (virtualisasi) dan microservices telah mengubah cara dunia dalam membangun, menyebarkan, dan mengelola aplikasi software. Pada kesempatan ini, Anda akan kami ajak untuk menyelami ketiga konsep penting yang menjadi tulang punggung revolusi di dunia teknologi tersebut.
Di tulisan sebelumnya, kita sudah membahas perihal container dan containerization. Secara singkat, “container” dalam konteks teknologi komputer merupakan jenis software yang dapat mengemas dan mengisolasi aplikasi untuk dijalankan secara virtual. Melalui teknologi ini, seluruh kode dan dependencies aplikasi “dibungkus” untuk kemudian dijalankan secara konsisten di semua lingkungan komputasi, baik lingkungan uji coba maupun lingkungan produksi.
Bagaimana dengan virtualisasi? Pada dasarnya, virtualisasi menjadi pondasi dari apa yang kita sebut sebagai “cloud computing”. Cara kerjanya melibatkan pembuatan mesin virtual (virtual machine—VM) yang memungkinkan beberapa sistem operasi (operating system—OS) berjalan di satu server fisik. Salah satu manfaat teknologi ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya server, dan mewujudkan isolasi yang kuat antar-VM. Virtualization menggerakkan data center modern, di mana penyedia cloud dapat menyediakan layanan IaaS (Infrastructure as a Service) kepada pelanggan mereka.
Sementara itu, microservices mengacu pada pengembangan software di mana aplikasi dibagi menjadi beberapa komponen lebih kecil yang saling berkomunikasi melalui interface yang didefinisikan secara jelas. Teknologi ini berbeda dari arsitektur monolitik, di mana seluruh aplikasi berada dalam satu kode besar. Microservices memfasilitasi pengembangan yang lebih cepat, pemeliharaan yang lebih mudah, dan skalabilitas yang lebih baik.
Bagaimana cara ketiganya dalam berkolaborasi? Container, virtualisasi dan microservices sering digunakan secara bersamaan untuk mencapai hasil yang optimal. Contoh penerapan ketiga teknologi ini biasanya dengan menggunakan container (seperti Docker) dalam lingkungan VM untuk mengemas dan mendistribusikan aplikasi berbasis microservices. Penggabungan ini memberikan fleksibilitas dan portabilitas yang luar biasa sambil memanfaatkan efisiensi virtualisasi.
Artikel kali ini akan membahas virtualisasi dan microservices, perbedaan keduanya dengan container, dan mengapa ketiga teknologi ini menjadi penting dan dalam membentuk masa depan infrastruktur TI.
Daftar Isi:
Sebagian dari kita pasti pernah menggunakan atau berinteraksi dengan mesin virtual, walau tanpa benar-benar menyadari pengertiannya. Konsep virtualisasi merujuk pada praktik memecah infrastruktur fisik dari sumber daya komputasi dan jaringan menjadi unit yang lebih kecil sehingga dapat digunakan kembali secara lebih fleksibel. Unit-unit ini kemudian disajikan kepada pengguna seolah masing-masing adalah satu unit yang terpisah.
Virtualisasi menghasilkan sumber daya yang efektif. OS yang bebeda dapat berjalan dengan efektif secara bersamaan tanpa saling mengetahui tugas masing-masing. Dalam praktiknya, satu server virtualisasi mampu memenuhi kebutuhan dari berbagai aplikasi. Coba kita bandingkan dengan satu server fisik, di mana tugas komputasi dapat mengakibatkan penggunaan yang kurang efisien dan/atau kelebihan beban.
Fleksibilitas virtualisasi juga sangat besar. Artinya, Anda dapat menonaktifkan/menghapus server virtual segera setelah menjalankan fungsi yang diperlukan. Sumber daya dapat dikosongkan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pada tugas selanjutnya.
Sebagian besar virtual machine saat ini memiliki masa hidup tambahan hingga beberapa menit setelah menyelesaikan satu tugas. Mematikannya memungkinkan kita untuk memberi ruang bagi tugas selanjutnya. Karena harga hardware relatif mahal, jadi virtualisasi memungkinkan kita untuk memanfaatkan seluruh komponen hardware dengan efektif. Dengan cara ini, kita dapat meluncurkan server baru sesuai keinginan untuk fungsi yang diinginkan—seperti menguji konfigurasi baru sebelum menerapkannya ke lingkungan yang berbeda, atau untuk meningkatkan daya komputasi dalam lingkungan produksi.
Intinya, pada virtualisasi, setiap instansi VM akan memiliki sistem operasi terlampir. Setiap instansi tersebut dapat diakses oleh administrator dan pelanggan dengan cara yang mirip dengan cara Anda dalam mengakses/menggunakan server lainnya.
Konsep container dapat dipahami dengan baik jika kita menganggap teknologi ini sebagai bentuk virtualisasi OS. Sebuah container tunggal bersifat mandiri dan dapat digunakan untuk menjalankan segala hal, mulai dari microservices hingga proses software dari aplikasi besar. Container berisi semua item yang diperlukan, seperti kode binar, perpustakaan yang dibutuhkan untuk eksekusi, serta berkas konfigurasi.
Container tidak memiliki gambar sistem operasi apa pun. Oleh karena itu, sifatnya ringan dan bisa mudah dipindahkan. Teknologi ini tidak berjalan sebagai sistem operasi lengkap, dan hanya berbagi kernel yang mendasarinya dari OS host mereka.
Portabilitas container membantu kita untuk membuat dan meluncurkannya dengan cepat, untuk kemudian berbagi container tersebut melintasi jaringan dengan cepat.
Microservices mungkin lebih mudah dipahami dengan mempertimbangkannya sebagai gaya arsitektur yang membangun sebuah aplikasi sebagai kumpulan layanan kecil yang otonom, berbeda namun saling melengkapi. Pada dasarnya, sistem yang dimodelkan untuk memecahkan masalah tertentu.
Dalam arsitektur microservices, setiap layanan bersifat mandiri dan saling melengkapi kemampuan bisnis tunggal. Sebagai contoh, jika kita melihat platform e-commerce dalam konteks arsitektur tradisional, semua layanan yang berbeda seperti layanan pelanggan, layanan keranjang, dan layanan produk memiliki satu database yang terhubung. Namun, dengan adopsi microservices, menjadi mungkin untuk memiliki container erpisah yang bertindak sebagai server berkas, server web, dan server data base yang melayani kebutuhan layanan keranjang, pelanggan, dan produk.
Ada beberapa keuntungan dalam arsitektur berbasis microservices. Beberapa yang tidak umum tetapi lebih mendalam adalah sebagai berikut:
Persamaan Container, Virtualisasi dan Microservices
Dari penjabaran konsep container, virtualisasi dan microservices di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa ketiga teknologi ini mengandung konsep yang berbeda namun sering digunakan bersama-sama dalam pengembangan dan pengelolaan aplikasi.
Untuk lebih memahami ketiganya, barangkali penting bagi kita untuk mengetahui titik persamaan mereka:
Perbedaan Container, Virtualisasi dan Microservices
Perlu diketahui, meskipun ada persamaan ini, container, virtualisasi dan microservices juga memiliki perbedaan mendasar dalam cara beroperasi, dan dalam penggunaan kasus utama. Container adalah unit aplikasi yang lebih ringan, virtualisasi menciptakan VM yang terisolasi, sedangkan microservices merupakan pendekatan arsitektur software untuk membangun aplikasi terdistribusi.
Kita bisa coba merangkum perbedaan ketiganya menjadi sebagai berikut:
Ringkasan:
Contoh Pengunaan Contaner, Virtualisasi dan Microservices
Container, virtualisasi, dan microservices adalah teknologi yang sering digunakan dalam pengembangan dan pengelolaan aplikasi modern. Berikut adalah contoh penggunaan masing-masing teknologi:
Container:
Virtualisasi
Microservices
Contoh penggunaan yang nyata bisa melibatkan kombinasi dari ketiga teknologi ini. Misalnya, Anda dapat menjalankan beberapa kontainer dalam mesin virtual dan menggunakan arsitektur mikrokontainer untuk membagi aplikasi menjadi layanan terpisah yang dijalankan dalam kontainer tersebut. Ini akan memberikan fleksibilitas dan isolasi yang diperlukan untuk pengembangan, pengujian, dan pengelolaan aplikasi yang kompleks.
Di Mana Mencari Layanan Container, Virtualisasi dan Microservices?
Anda tertarik menggunakan container, virtualisasi dan microservices untuk pengembangan aplikasi Anda? Cara paling mudah adalah dengan menghubungi cloud services provider. Sebagai salah satu pionir dalam penyedia cloud di Indonesia, CBNCloud siap menjadi mitra diskusi Anda untuk berbagai potensi kolaborasi:
Jadwalkan meeting dengan kami untuk membahas rangkaian solusi cloud menyeluruh dari hulu ke hilir.
Anda juga senantiasa dapat berinteraksi dengan tim Sales dan Support kami dengan cara sesederhana mengirimkan email, mengisi formulir permintaan layanan, atau menelepon Call Center.
Belum punya kebutuhan akan ketiga teknologi ini karena kurangnya tim pendukung internal untuk mengikuti perkembangan teknonologi cloud yang dinamis? Jangan khawatir, kami pun siap mendampingi Anda dalam solusi Managed Services kami.
Jadi tunggu apa lagi?
Nikmati kemudahan bertransformasi digital bersama CBNCloud, optimized to simplify your life.
HUBUNGI KAMI:
sales@cbncloud.co.id
+6221 2996 4977 ext. 6800
cbncloud.co.id
Tim Technical Support kami yang berpengalaman dan tersertifikasi selalu siap membantu Anda hanya dengan sekali klik atau panggilan telepon. Kapan pun, di mana pun.